Ekonomi
Home » Berita » Warga Aceh Jaya Tak Optimis PKS Bumdesma Berfungsi

Warga Aceh Jaya Tak Optimis PKS Bumdesma Berfungsi

Pansus Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Jaya ke PKS Bundesma di Desa Patek Kecamatan Darul Hikmah.(1/5/2025)

(ISUPUBLIK.ID –Masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya mulai kehilangan kepercayaan terhadap keberlangsungan proyek pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mini yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma). Proyek tersebut dinilai mangkrak meski telah menelan dana hingga belasan miliaran rupiah.

Pantauan media ini menunjukkan bahwa pembangunan PKS yang berlokasi di Desa Patek Kecamatan Darul Hikmah belum mencapai dari target, meskipun pengerjaannya telah dimulai sejak pertengahan tahun 2023. Dana pembangunan bersumber dari penyertaan modal 172 gampong di Aceh Jaya.

Sejumlah Kepala desa dan mantan kepala desa pun sebagai pemilik modal juga turut bertanya-tanya, sejauh mana progres PKS berjalan, dan berapa anggaran sudah dikucurkan dalam pembangunan pabrik kelapa sawit itu.

“Kami tidak tahu sudah sejauh mana progresnya, karena tidak pernah ada laporan keuangan atau pertemuan antar gampong,” ujar salah satu mantan Kepala Desa di Aceh Jaya, Sabtu (5/7/2025).

Menurut ia, salah satu sorotan terbesar adalah tidak pernah diselenggarakannya Musyawarah Antar Gampong (MAG), forum yang semestinya digelar minimal satu kali dalam setahun sesuai ketentuan Kementerian Desa. MAG menjadi wadah pertanggungjawaban Bumdesma kepada desa pemodal.

Pemkab Aceh Jaya Usulkan 943 PPPK Jadi Paruh Waktu

Hingga kini, pihak pengelola tidak mampu menunjukkan dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan meskipun telah beberapa kali dipanggil DPRK Aceh Jaya.

Sementara warga lainnya, Nurdiansyah Warga Teunom menyampaikan, permasalahan proyek semakin pelik setelah tiga direktur Bumdesma secara berturut-turut mengundurkan diri. Direktur pertama bahkan menyebut dirinya tak sanggup melanjutkan tugas karena pengelolaan dana dan proses pengadaan dinilai tidak sesuai aturan.

Situasi ini memicu DPRK Aceh Jaya membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menyelidiki berbagai indikasi penyimpangan dan keterlambatan proyek.

Warga dan tokoh masyarakat mendesak agar seluruh proses pembangunan dan manajemen PKS Bumdesma dievaluasi total. Mereka berharap proyek ini tidak menjadi bukti gagalnya pengelolaan dana desa secara kolektif.

“Kami bukan menolak pembangunan, tapi ingin ada kejelasan. Jangan sampai uang miliaran ini berakhir sia-sia,” kata Nurdiansyah, warga Teunom.

Dukung PORA 2026, Dinas Pendidikan Aceh Jaya Revitalisasi Ruang Sekolah

Dengan kondisi pembangunan yang stagnan, manajemen yang tidak transparan, dan kepercayaan masyarakat yang terus merosot, masa depan PKS Bumdesma Aceh Jaya berada di ujung tanduk. Pemerintah daerah dan DPRK kini ditantang untuk menunjukkan komitmen pengawasan dan perlindungan terhadap aset desa.

Sedangkan, terkait Musyawarah Antar Gampong (MAG) Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Aceh Jaya dipastikan akan segera dilaksanakan. Agenda penting ini ditargetkan berlangsung sebelum akhir Juli 2025, sebagaimana hasil kesepakatan antara pengurus dan dewan penasehat Bumdesma Aceh Jaya.

Plt Direktur Bumdesma Aceh Jaya, Ricky Saputra, mengonfirmasi bahwa penundaan MAG sebelumnya terjadi karena adanya agenda mendadak yang melibatkan pemerintah daerah dan kementerian terkait dan ikut hadir para kepala desa terkait program Koperasi Merah Putih.

“Sehubungan dengan undangan Sekretaris Daerah Aceh nomor 500.3/5826 tertanggal 19 Mei 2025, Bupati Aceh Jaya menginstruksikan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong serta unsur terkait termasuk Kepala Deasa untuk menghadiri pertemuan bersama Wakil Menteri Koperasi RI pada Kamis, 22 Mei 2025. Karena itu, pelaksanaan MAG sempat ditunda,” jelas Ricky kepada media, Selasa (1/7/2025).

Meski sempat tertunda, Ricky memastikan bahwa pelaksanaan MAG akan tetap berjalan sesuai rencana, dan para peserta yang terlibat pun tidak mengalami perubahan.

Mahasiswa KKN UTU Hadirkan Inovasi Perontok Kacang Tanah untuk Petani Desa Pasi Ara

“Insyaallah, jangan khawatir. MAG akan tetap dilaksanakan agar para kepala desa selaku pemegang saham dapat mengetahui kondisi dan perkembangan terkini Bumdesma Aceh Jaya,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, adapun peserta MAG terdiri dari perwakilan desa yang telah menyetorkan dana sebagai modal penyertaan dalam Bumdesma Aceh Jaya. Forum ini menjadi wadah penting bagi desa-desa untuk mengevaluasi kinerja lembaga dan mengambil keputusan strategis ke depan.

Ricky menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Bumdesma, serta terus membangun komunikasi yang baik dengan seluruh stakeholder, khususnya para kepala desa.

” kami berkomitmen untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Bumdesma, serta terus membangun komunikasi yang baik dengan seluruh stakeholder, khususnya para kepala desa,”terang Ricky.()

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

01

Oknum Keuchik Alue Meuraksa Jual Tanah Rakyat Hampir Rp4 Miliar

02

Guru Adukan Masalah ke DPRK Aceh Jaya

03

Mobil Dinas Bupati Tabrak Truck Parkir, Bumper Penyok

04

Komisi IV DPRK Aceh Jaya Akan Kawal Masalah Persoalan Guru

05

Laka Maut di Aceh Jaya Satu Warga Meninggal di Tempat

SP4N LAPOR
error: Tidak Bisa Disalin