ISUPUBLIK.ID – Masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya mulai mengeluhkan kelangkaan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sudah berlangsung selama dua bulan terakhir.
Hingga akhir Juni 2025, beras subsidi tersebut belum juga tersedia di pasar tradisional maupun ritel setempat.
Pantauan media ini di sejumlah pasar dari berbagai kecamatan, tidak satu pun kios yang menjual beras SPHP. Para pedagang menyebutkan bahwa pasokan terakhir diterima sekitar bulan April, dan sejak saat itu tidak ada lagi pengiriman dari Bulog.
“Sudah dari sebelum puasa tidak masuk. Kami tidak tahu kapan ada lagi. Biasanya masyarakat banyak yang cari SPHP karena harganya lebih murah,” kata seorang pedagang di Kecamatan Teunom, Sabtu (28/6/2025).
Dan ketiadaan beras SPHP ini turut memicu kenaikan harga beras premium di pasaran. Sejumlah merek mengalami kenaikan. Masyarakat terpaksa membeli beras biasa dengan harga lebih tinggi karena tidak ada alternatif.
Menanggapi adanya kelangkaan pasokan beras SPHP saat ini di Aceh Jaya dibenarkan oleh Khairul Kepala Bidang Pasar Disperindag Aceh Jaya bahwa dari data yang didapatkan melalui petugas salah satu di kecamatan Teunom disebutkan sudah dua bulan terakhir sudah tidak lagi dipasok beras subsidi pemerintah ke sejumlah pasar di wilayah tersebut.
Menurutnya mengenai hal tidak dipasok beras SPHP ke Aceh Jaya ipun sudah menghubungi pihak Bulog Meulaboh untuk memastikan apa yang dipertanyakan oleh warga perihal tak ada pasokan beras subsidi pemerintah.
Namun terkait hal tersebut hingga saat ini dirinya belum bisa berkomunikasi langsung walaupun sudah dihubungi berulang kali melalui sambungan seluler.
” kita sudah menghubungi pihak Bulog Meulaboh mengenai pasokan beras SPHP tersebut yang hilang dipasaran namun belum bisa terhubung, ” imbuhnya.
Untuk diketahui, berdasarkan informasi dari sejumlah sumber, distribusi beras SPHP sempat dihentikan untuk penyesuaian harga gabah petani serta menunggu instruksi pusat mengenai alokasi dan harga eceran tertinggi (HET) terbaru.
Pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya menyatakan bahwa penyaluran SPHP akan direkap sekaligus untuk alokasi Mei dan Juni. Dengan begitu, diperkirakan pasokan baru akan tersedia kembali mulai akhir Juni atau awal Juli 2025.
Masyarakat berharap pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan Bulog dan dinas terkait untuk mempercepat pendistribusian SPHP, mengingat kebutuhan pokok tersebut sangat vital bagi warga berpenghasilan rendah.
“Kalau bisa cepat disalurkan lagi. Kalau terus seperti ini, kami yang kecil-kecil ini makin susah,” ujar seorang Umar warga di Kecamatan Teunom.()
Komentar