Pendidikan
Home » Berita » SMAN 1 Calang Tanamkan Cinta Budaya Lewat Program Wajib Batik

SMAN 1 Calang Tanamkan Cinta Budaya Lewat Program Wajib Batik

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Calang, Kabupaten Aceh Jaya, terus menunjukkan komitmennya dalam menanamkan kecintaan siswa terhadap budaya nusantara. Salah satu langkah nyata yang dilakukan pihak sekolah adalah dengan mewajibkan seluruh dewan guru dan siswa mengenakan pakaian batik setiap hari Kamis.(foto-Isupublik.id)

ISUPUBLIK.ID – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Calang, Kabupaten Aceh Jaya, terus menunjukkan komitmennya dalam menanamkan kecintaan siswa terhadap budaya nusantara. Salah satu langkah nyata yang dilakukan pihak sekolah adalah dengan mewajibkan seluruh dewan guru dan siswa mengenakan pakaian batik setiap hari Kamis.

Program ini menjadi salah satu upaya SMAN 1 Calang dalam memperkenalkan batik sebagai warisan budaya bangsa sekaligus memperkuat identitas generasi muda. Pihak sekolah menilai bahwa kebiasaan sederhana seperti memakai batik dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal yang telah diakui dunia.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Penetapan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melindungi, mengembangkan, serta melestarikan batik sebagai warisan budaya nasional Indonesia.

Batik sendiri bukan hanya sekadar kain bermotif, melainkan sarat makna filosofis dan mencerminkan keragaman budaya di berbagai daerah Indonesia. Dari motif parang, kawung, mega mendung hingga motif Aceh dengan ragam khasnya, semua menjadi bukti kekayaan budaya yang dimiliki bangsa.

Meski pada momen Hari Batik Nasional pihak sekolah tidak menggelar acara khusus, SMAN 1 Calang menilai kebiasaan mengenakan batik secara rutin setiap minggu lebih efektif dalam memperkenalkan budaya kepada siswa. Dengan cara itu, batik tidak hanya hadir pada momen seremonial, tetapi benar-benar menjadi bagian dari keseharian.

Safaruddin Lantik Kepengurusan Gapelmabdya Periode 2025–2026

Wakil Kepala Kurikulum SMAN 1 Calang, Fatihaadin Syarif, mengatakan bahwa penggunaan batik di sekolah bukan sekadar formalitas berpakaian, melainkan bagian dari proses pendidikan budaya.

“Memakai batik setiap Kamis sudah menjadi tradisi di sekolah kami. Melalui program ini kami ingin menanamkan rasa bangga sekaligus melestarikan batik di kalangan siswa. Batik tidak hanya sekadar busana, tetapi memiliki nilai budaya yang harus terus dijaga,” ujarnya.Kamis,2/10/2025.

Lebih lanjut, Fatihaadin menegaskan bahwa generasi muda perlu diajak memahami batik sebagai simbol identitas bangsa. Dengan mengenakan batik, siswa belajar bahwa budaya Indonesia kaya dan beragam, namun tetap mempersatukan.

“Batik dengan beragam motif dari berbagai daerah mencerminkan kebinekaan Indonesia. Itulah yang ingin kami tanamkan, bahwa melalui batik ada nilai persatuan yang bisa kita jaga bersama,” tambahnya.

Menurutnya, selain menjadi simbol kebanggaan, program wajib batik juga diharapkan dapat mengubah pola pikir siswa agar menjadikan batik sebagai bagian dari keseharian, bukan hanya pakaian formal saat acara resmi. Dengan begitu, batik semakin dekat dengan generasi muda dan tidak kehilangan relevansinya di tengah perkembangan zaman.

Kapolda Aceh Ajak Awak Media dan Influencer Bangun Narasi Positif 

SMAN 1 Calang berharap program sederhana ini dapat memberi dampak positif, tidak hanya bagi lingkungan sekolah, tetapi juga masyarakat sekitar. Dengan melihat siswa dan guru yang rutin memakai batik, diharapkan masyarakat ikut terdorong untuk semakin mencintai produk budaya bangsa sendiri.

“Dengan konsistensi tersebut, SMAN 1 Calang berupaya agar batik tidak sekadar dikenang sebagai warisan leluhur, tetapi benar-benar diwariskan kepada generasi penerus sebagai bagian dari jati diri bangsa Indonesia,”tutupnya.()

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Tidak Bisa Disalin