ISUPUBLIK.ID – Sejumlah kilang padi di Kabupaten Aceh Jaya terpaksa menghentikan sementara operasionalnya akibat kelangkaan stok gabah. Kondisi ini terjadi menyusul naiknya harga gabah di tingkat petani yang kini melampaui harga pembelian pemerintah (HPP).
Para pengusaha kilang mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku, lantaran petani lebih memilih menjual gabah ke luar daerah yang menawarkan harga lebih tinggi.
“Semenjak harga gabah naik, sudah dua minggu kilang saya berhenti beroperasi karena tidak ada stok. Gabah dari petani lokal maupun luar daerah sama-sama sulit didapat,” ujar Syawali, pemilik kilang padi di Desa Kabong, Kecamatan Krueng Sabee, Selasa (15/7/2025).
Ia menyebutkan bahwa meski harga gabah saat ini jauh di atas HPP yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram, namun pasokan tetap langka. Kondisi ini membuat banyak pelaku usaha memilih menghentikan operasional, bahkan sebagian mengaku merugi hingga terancam tutup permanen.
“Kami tidak hanya rugi secara usaha, tapi para pekerja kami juga kehilangan pendapatan. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan,” tambahnya.
Kondisi ini dikeluhkan hampir semua pelaku usaha kilang di Aceh Jaya. Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah untuk segera menstabilkan harga dan menjamin ketersediaan gabah lokal.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pertanian Aceh Jaya, Dailami, mengatakan bahwa kelangkaan gabah terjadi karena sebagian besar wilayah penghasil gabah belum memasuki masa panen. Panen raya diperkirakan baru akan berlangsung dalam satu bulan ke depan.
“Situasi seperti ini biasa terjadi saat pasokan gabah menurun. Kita harap nanti setelah panen, harga kembali normal,” jelas Dailami.
Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog agar gabah dari petani lokal dapat diserap dan diproduksi di kilang padi dalam daerah, guna menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di pasaran.
“harapannya dengan telah dilakukan koordinasi antara pemerintah daerah dan bulog kekurangan stok beras di pasar bisa teratasi dan hargapun tidak meningkat drastic,”cetusnya.()
Pewarta : Musliadi
Komentar