Daerah
Home » Berita » Harga Emas di Aceh Jaya Mulai Turun, Cek Harganya

Harga Emas di Aceh Jaya Mulai Turun, Cek Harganya

Penjualan emas di Pasar Calang, Kabupaten Aceh Jaya .(Foto-isupublik.id)

ISUPUBLIK.ID – Setelah sempat melonjak ke posisi tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, harga emas di Kabupaten Aceh Jaya kini mulai mengalami penurunan. Berdasarkan hasil pantauan di sejumlah toko emas di Pasar Calang, harga emas murni saat ini berada di kisaran Rp6,550 juta per mayam, turun dari harga sebelumnya yang sempat menyentuh Rp6,700 juta per mayam.

Penurunan harga ini mulai terjadi sejak beberapa hari terakhir setelah sebelumnya harga emas terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan sejak akhir September lalu. Meski harga mulai melandai, aktivitas jual beli emas di pasar tradisional Aceh Jaya belum mengalami lonjakan berarti. Sebagian pedagang mengaku, permintaan emas dari masyarakat masih terbilang stabil, terutama untuk kebutuhan perhiasan dan investasi jangka panjang.

Salah seorang pedagang emas di Calang, Rizal Fahmi, mengungkapkan bahwa pergerakan harga emas tidak bisa diprediksi secara pasti karena sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, harga emas dunia, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Saat ini untuk harga jual pihak pedagang menjual dengan angka RP6,550 Juta dan itu belum termasuk ongkosnya, hal yang sama juga berlaku untuk emas lainnya yang saat ini dijual dipasaran.

“Harga emas memang turun dari beberapa hari lalu, tapi bisa naik lagi kapan saja tergantung situasi pasar dunia. Kalau dolar menguat,emas dunia naik, harga emas di tingkat lokal biasanya juga ikut naik,” jelasnya kepada wartawan, Sabtu (4/10/2025).

Rizal menjelaskan, penurunan harga emas kali ini disambut baik oleh sebagian warga yang selama ini menunda pembelian karena harga terlalu tinggi. Menurutnya, ada kecenderungan masyarakat di Aceh Jaya menjadikan emas bukan hanya sebagai perhiasan, tetapi juga sebagai instrumen investasi yang dinilai aman dan stabil di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Sabu Seberat 80,5 Kg Dimusnahkan Polda Aceh Berasal dari Negara Ini? 

“Banyak warga sekarang beli emas bukan untuk dipakai, tapi untuk disimpan. Karena kalau dijual lagi saat harga naik, keuntungannya bisa lumayan,” tambah Rizal.

Meskipun harga mengalami penurunan, para pedagang mengaku transaksi emas tidak serta-merta meningkat. Hal ini karena sebagian masyarakat masih menunggu harga turun lebih rendah sebelum memutuskan membeli dalam jumlah besar. Beberapa pedagang juga memperkirakan bahwa tren penurunan ini bersifat sementara dan bisa kembali naik dalam waktu dekat, tergantung pergerakan harga emas internasional.

Penurunan harga emas di Aceh Jaya ini sejalan dengan kondisi di sejumlah daerah lain di Aceh, di mana harga emas per mayam berada di kisaran Rp6,5 juta hingga Rp6,6 juta. Tren serupa juga terjadi di pasar nasional, seiring dengan melemahnya harga emas global akibat penguatan dolar AS dan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika (The Fed).

Rizal menilai, kondisi fluktuatif ini menjadi tantangan bagi para pedagang dan pembeli. Karena itu, ia menyarankan masyarakat yang berencana menjual atau membeli emas agar rutin memantau perkembangan harga dan tidak terburu-buru mengambil keputusan.

“Harga emas bisa berubah setiap hari. Kalau mau beli atau jual, sebaiknya pantau dulu tren beberapa hari terakhir supaya tidak rugi,” ujarnya.

Eks Ketua MAA Aceh Jaya Divonis 15 Tahun 8 Bulan Penjara, Wajib Bayar Restitusi Rp39 Juta

Selain faktor global, kondisi ekonomi dalam negeri juga turut memengaruhi harga emas di tingkat daerah. Nilai tukar rupiah yang melemah, inflasi, serta permintaan menjelang akhir tahun biasanya ikut menentukan naik-turunnya harga logam mulia tersebut.

Para pedagang di Aceh Jaya memperkirakan harga emas masih akan berfluktuasi dalam beberapa waktu mendatang, menyesuaikan dengan dinamika ekonomi global dan kondisi pasar lokal. Namun secara umum, emas tetap menjadi pilihan utama masyarakat Aceh sebagai bentuk investasi jangka panjang yang relatif aman.

“Naik atau turun, emas tetap disukai. Karena nilainya tidak pernah benar-benar hilang, hanya berubah seiring waktu,” pungkas Rizal.()

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Tidak Bisa Disalin