ISUPUBLIK.ID – Harga beras di Kabupaten Aceh Jaya terus mengalami lonjakan dalam beberapa bulan terakhir. Terbaru, harga beras kualitas premium dilaporkan telah menembus angka Rp230.000 per sak ukuran 15 kilogram di sejumlah pasar tradisional.
Kenaikan harga ini sangat dirasakan masyarakat, terutama sejak beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog tidak lagi tersedia di pasaran dalam dua bulan terakhir. Beras SPHP yang biasanya dijual dengan harga terjangkau kini sulit ditemukan, mendorong konsumen beralih ke beras premium dengan harga lebih tinggi.
“Sudah dua bulan ini kami tidak bisa lagi dapat beras SPHP di pasar. Terpaksa beli beras premium, harganya mahal sekali, bisa sampai Rp230 ribu bahkan lebih,” ujar Rina, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Teunom, Kamis, (3/7/2025).
Selain itu, Pantauan di beberapa pasar seperti Calang dan Panga menunjukkan bahwa harga beras medium dan premium berkisar antara Rp225.000 hingga Rp230.000 per sak juga naik dari biasanya, tergantung jenis dan kualitasnya. Lonjakan harga ini disebut-sebut turut dipicu oleh menurunnya pasokan beras dari luar daerah dan belum stabilnya distribusi lokal.
Padahal Menjelang Idul Adha lalu, harga beras sempat stabil hanya Rp220.000 – 225.000 per 15 kg, Namun sejak sepekan terakhir harga beras kembali meningkat tajam di berbagai pasar yang ada di Kabupaten Aceh Jaya.
“Biasanya kami dapat jatah SPHP dari Bulog, sekarang sudah dua bulan tidak masuk. Akhirnya stok menipis dan harga naik,” kata pedagang beras di Teunom.
Atas fenomena ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya diharapkan segera melakukan intervensi, baik melalui operasi pasar murah maupun mempercepat distribusi beras SPHP ke masyarakat. Tanpa langkah konkret, lonjakan harga ini dikhawatirkan akan terus berlanjut dan memperburuk daya beli warga.
Sumber: Hasil pantauan lapangan dan laporan warga
Pewarta : Musliadi
Komentar