ISUPUBLIK.ID – Harga emas di Kabupaten Aceh Jaya kembali mengalami kenaikan signifikan dalam dia pekan terakhir. Berdasarkan pantauan di sejumlah toko emas di Calang, harga logam mulia kini menembus Rp6,25 juta per mayam.
Lonjakan harga ini menjadi yang tertinggi dalam beberapa bulan terakhir dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Bagi warga yang kerap membeli emas untuk kebutuhan adat maupun investasi, kenaikan tersebut dianggap memberatkan.
Dalam dua pekan terakhir, harga emas di pasar Aceh Jaya terus bergerak naik. Setiap harinya terjadi penyesuaian harga dengan selisih antara Rp20 ribu hingga Rp50 ribu per mayam. Kondisi ini membuat masyarakat semakin sulit memperkirakan waktu terbaik untuk membeli emas.
Seorang pedagang emas di Calang, Husaini, menyebutkan bahwa harga emas murni atau kadar 99 persen saat ini mencapai Rp6,250 juta per mayam. Sementara emas London dijual Rp6,150 juta per mayam, dan emas 24 karat dipatok Rp5,200 juta per mayam.
“Pergerakan harga emas ini tidak bisa diprediksi. Bisa naik, bisa juga turun, tergantung situasi global. Tapi tren saat ini cenderung naik, karena mengikuti harga internasional dan nilai mata uang dunia,” jelas Husaini kepada media, Jumat (12/9/2025).
Kenaikan harga emas di Aceh Jaya tidak terlepas dari kondisi ekonomi global yang bergejolak. Fluktuasi dolar Amerika dan ketidakpastian pasar dunia disebut menjadi pemicu utama lonjakan harga.
Selain itu, emas yang selama ini dipandang sebagai instrumen investasi aman (safe haven) semakin banyak diburu ketika situasi ekonomi internasional tidak menentu. Permintaan tinggi di pasar global otomatis mendorong harga emas lokal ikut meroket.
Kenaikan harga emas membawa dampak ganda bagi masyarakat Aceh Jaya. Di satu sisi, pemilik emas merasa diuntungkan karena nilai simpanan mereka meningkat. Namun, di sisi lain, warga yang ingin membeli emas—baik untuk investasi maupun kebutuhan adat seperti mahar pernikahan—mengaku semakin terbebani.
Meski harga emas terus naik, pedagang di Aceh Jaya memperkirakan daya beli masyarakat masih akan bertahan. Hal ini karena emas sudah menjadi bagian dari budaya sekaligus pilihan utama investasi jangka panjang masyarakat di daerah tersebut.
“Apapun kondisinya, emas tetap dicari. Tapi kalau harganya terus naik, pembelian emas dalam jumlah besar bisa berkurang,” tambah Husaini.
Hingga kini, masyarakat Aceh Jaya masih menaruh harapan agar harga emas dapat kembali stabil, sehingga akses terhadap logam mulia ini tetap terjangkau bagi semua kalangan.()
Komentar