ISUPUBLIK.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Jaya terus menggencarkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Langkah ini dilakukan melalui pemberian pengobatan lengkap kepada pasien serta sosialisasi langsung ke desa-desa.
Indonesia saat ini menempati peringkat kedua kasus TBC terbanyak di dunia. Beberapa provinsi di Pulau Jawa, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan menjadi penyumbang utama, masing-masing mencatat lebih dari 40.000 kasus.
Di Aceh Jaya sendiri, upaya eliminasi TBC masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu kendala utama adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengobatan secara lengkap dan teratur.
Padahal, pemerintah menargetkan eliminasi TBC secara nasional pada tahun 2025 dengan indikator 90 persen deteksi kasus, 100 persen inisiasi pengobatan, dan tingkat keberhasilan pengobatan di atas 80 persen.
Berdasarkan data terbaru dari Dinkes Aceh Jaya, dari target 1.237 pemeriksaan dahak (sputum), baru tercapai 360 pemeriksaan atau sekitar 29 persen. Dari jumlah tersebut, ditemukan 236 kasus. Namun, capaian pengobatan baru mencapai 70 kasus atau sekitar 26 persen.
Rendahnya capaian ini mendorong Dinas Kesehatan untuk memperkuat langkah pencegahan dan penemuan kasus aktif. Beberapa strategi yang digencarkan antara lain:
Skrining TBC secara aktif di masyarakat, Pemeriksaan terhadap kontak erat dengan pasien TB, Pemberian terapi pencegahan bagi kelompok berisiko tinggi, Edukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan tuntas dan Peningkatan sistem pencatatan dan pelaporan terintegrasi dari seluruh fasilitas kesehatan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Jaya, Salbiah, mengatakan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami gejala TBC dan pentingnya pemeriksaan sejak dini.
“Untuk kasus TBC di Aceh Jaya, sejak tahun 2024 hingga triwulan pertama 2025, angka kasus masih tetap berada di 16 persen. Namun, tingkat kesembuhan menunjukkan peningkatan di triwulan pertama tahun ini,” ujar Salbiah saat ditemui media isupublik.id, Rabu, 18/6/2025.
Ia menambahkan, keberhasilan pengobatan TBC hanya dapat dicapai jika semua pihak terlibat aktif, mulai dari tenaga kesehatan hingga keluarga pasien.
“Pengobatan TBC yang teratur minimal selama enam bulan sangat penting agar pasien bisa sembuh total dan tidak menularkan penyakit ke orang lain,”terang Salbiah.()
Pewarta : Musliadi
Komentar