ISUPUBLIK.ID – Warga Gampong Ie Jeureungeh, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, mengeluhkan kondisi jalan menuju Conservation Response Unit (CRU) Ie Jeureungeh yang rusak parah dan berlumpur.
Jalan tanah tersebut belum pernah diaspal dan sering kali berubah seperti *kubangan kerbau* saat musim hujan tiba.
Kondisi itu membuat kendaraan roda dua dan empat kesulitan melintas, khususnya saat hujan deras. Padahal jalan tersebut merupakan akses utama ke pusat pelatihan dan pengawasan konflik satwa liar, khususnya gajah sumatera.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas PUPR Aceh Jaya, Heri Etika, menjelaskan bahwa pembangunan jalan dari Ligan menuju CRU Ie Jeureungeh sebenarnya sudah masuk dalam rencana anggaran. Namun karena adanya efisiensi anggaran, pelaksanaannya terpaksa dibatalkan tahun ini.
“Kita sudah mengusulkan anggaran untuk perbaikan jalan menuju CRU Ie Jeureungeh, tapi karena efisiensi anggaran, pekerjaan itu tidak bisa dilanjutkan tahun ini,” terang Heri.
Sebelumnya, Farzan salah satu warga setempat mengatakan, jalan rusak di daerahnya bukan hanya kerusakan menuju kawasan CRU tetapi jalan utama warga juga alami kerusakan sehingga menyulitkan petani dan masyarakat sekitar dalam mengangkut hasil pertanian dan kegiatan warga lainnya.
“Keberadaan jalan ini sangat penting bagi kami untuk berbagai aktivitas. Kami berharap pemerintah segera memperhatikan,” ujarnya.
Warga meminta perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, termasuk Bupati dan Wakil Bupati, anggota DPRK, serta Dinas PUPR, agar jalan tersebut menjadi prioritas pembangunan infrastruktur.
“Kami harap pemerintah tidak tutup mata. Jalan ini vital untuk akses warga dan pengembangan ekonomi lokal,” harap Farzan.()
Pewarta : Musliadi
Komentar