ISUPUBLIK.ID – Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Aceh Jaya terus mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir. Kenaikan ini terjadi di tengah berlangsungnya program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digulirkan pemerintah pusat.
Pantauan di Pasar Calang, Kecamatan Krueng Sabee, menunjukkan keluhan dari para pedagang dan masyarakat atas lonjakan harga beras yang kian memberatkan.
Taufik, salah satu pedagang setempat, mengungkapkan bahwa pasokan beras ke tokonya mengalami penurunan signifikan dalam beberapa pekan terakhir, meski permintaan dari konsumen terus meningkat.
“Sekarang yang tersedia hanya beras premium. Sementara beras jenis medium sudah lama tidak terlihat di pasaran. Kalau pun ada, hanya pedagang tertentu yang berhasil mendapatkannya,” ujarnya, Kamis, 24 Juli 2025.
Ia menyebut, harga beli dari pemasok kini mencapai Rp245 ribu per sak ukuran 15 kilogram. Akibatnya, ia menjual kembali di harga Rp255 ribu hingga Rp260 ribu per sak.
“Kami beli terbatas saja karena takut harga makin naik. Pasokan juga tidak menentu,” tambahnya.
Taufik menduga, mahalnya harga beras saat ini dipicu oleh kebijakan pemerintah yang membeli gabah petani dalam jumlah besar, sehingga ketersediaan gabah untuk pasar umum menipis dan berdampak pada harga beras di pasaran.
Menurutnya, beras yang beredar di Calang sebagian besar berasal dari luar daerah, karena pasokan beras lokal nyaris tidak tersedia.
“Kalau sudah habis, kami tidak bisa berbuat banyak. Pasokan dari luar daerah tidak rutin, dan itu membuat beras sering langka, apalagi saat harga sedang naik,” tuturnya.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan instansi terkait segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga dan menjamin ketersediaan beras, agar tidak semakin membebani kebutuhan pokok rumah tangga.()
Pewarta : Yusriadi
Komentar