ISUPUBLIK.ID – Kenaikan harga beras yang mulai terjadi di sejumlah wilayah Aceh dalam beberapa pekan terakhir belum berdampak signifikan terhadap usaha warung nasi di Kabupaten Aceh Jaya. Para pedagang mengaku masih mampu bertahan tanpa harus menaikkan harga jual makanan kepada konsumen.
Saat ini, harga beras di wilayah Aceh Jaya mengalami kenaikan cukup tajam, dari kisaran Rp215 ribu menjadi Rp250 ribu per sak ukuran 15 kilogram. Kenaikan ini mulai dikeluhkan masyarakat karena dinilai cukup membebani.
Meski demikian, sebagian besar pelaku usaha kecil seperti warung makan masih menahan diri untuk tidak menaikkan harga. Mereka tetap menjual makanan dengan harga lama, meskipun harga bahan baku terus naik.
Muhammad Almi, salah satu pemilik warung nasi di Calang, menyebutkan bahwa hingga kini ia masih menggunakan beras kualitas premium untuk kebutuhan usahanya.
“Beras memang mahal, tapi kami tetap pakai yang berkualitas. Kami belum menaikkan harga nasi karena khawatir pelanggan berkurang. Harapan kami, harga beras segera turun agar kami tidak mengalami kerugian,” ujarnya. Rabu, 9/7/2025.
Para pedagang juga mengkhawatirkan apabila lonjakan harga beras terus berlanjut dalam waktu lama, hal ini bisa berdampak serius terhadap keberlangsungan usaha kecil yang sangat bergantung pada stabilitas harga bahan pokok.
Mereka berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga beras di pasaran, agar pelaku usaha kecil seperti warung nasi tidak semakin tertekan secara ekonomi.()
Pewarta : Musliadi
Komentar