ISUPUBLIK.ID – Harga beras di Aceh Jaya terus mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan ini diduga dipicu oleh pembelian gabah dalam jumlah besar oleh Perum Bulog saat panen raya, yang mengakibatkan pasokan gabah ke kilang beras menjadi langka.
Selain itu juga ditambah adanya penjualan gabah pada pihak pedagang dari luar Aceh Jaya juga menjadi salah satu penyebab harga beras saat ini di berbagai pasar terus alami kenaikan yang sangat drastis.
Menurut sejumlah pedagang dan pemilik kilang lokal, Bulog membeli gabah petani secara masif, sehingga kilang lokal kesulitan mendapatkan bahan baku untuk menggiling beras. Hal ini menyebabkan harga beras jenis medium dan premium melonjak tajam di pasaran.
“Sekarang harga beras medium sudah tembus Rp230 ribu per karung ukuran 15 kilogram. Untuk beras super premium bahkan bisa mencapai Rp235 ribu per karung,” ujar Taufik, salah satu pedagang di Calang, Minggu (6/7/2025).
Menurutnya, kondisi ini diperparah dengan belum disalurkannya beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog. Padahal, SPHP menjadi salah satu instrumen penting untuk menjaga kestabilan harga beras di tengah kelangkaan pasokan.
Di tingkat petani, harga gabah kering panen (GKP) juga mengalami lonjakan drastis. Saat ini, harga gabah telah menyentuh angka Rp 6.500 sesuai ketetapan pemerintah.
Akibatnya, banyak kilang berhenti beroperasi sementara karena tidak mendapatkan pasokan gabah. Stok beras di gudang-gudang juga mulai menipis, mendorong harga terus merangkak naik di pasaran.
“Kalau begini terus, kami kewalahan. Kami minta Bulog segera menyalurkan SPHP ke Aceh Jaya agar harga bisa terkendali,” tambah Taufik.
Masyarakat berharap pemerintah dan Bulog segera mengambil langkah cepat untuk menstabilkan harga beras, baik dengan menyalurkan SPHP maupun mengatur pola serapan gabah agar tidak mematikan distribusi ke kilang lokal.()
Pewarta : Musliadi
Komentar