ISUPUBLIK.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Aceh Jaya tetap berjalan meskipun sebagian besar sekolah sedang memasuki masa libur. Selama periode ini, distribusi makanan dialihkan kepada kelompok rentan lain di luar kalangan siswa.
Kepala Dapur MBG Aceh Jaya, Cut Lisa Maulita, menyatakan bahwa kegiatan distribusi tetap dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
“Selama libur, sasarannya bukan siswa, melainkan dialihkan ke pondok pesantren dan ibu hamil,” ujar Cut Lisa saat dikonfirmasi, Senin (30/6/2025).
Ia menjelaskan, penyaluran makanan untuk ibu hamil dilakukan di dua wilayah, yakni Desa Kabong dan Keude Krueng Sabee. Sementara itu, distribusi bagi santri menyasar dua pondok pesantren yaitu Pesantren Arisalah di Kecamatan Krueng Sabee dan Pesantren Ladang Baro Kecamatan Panga.
“Total penerima selama masa libur ini mencapai 350 orang,” tambahnya.
Program MBG merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memastikan asupan gizi masyarakat tetap terpenuhi, khususnya bagi kelompok rentan seperti ibu hamil dan santri yang tinggal di pesantren.
Sementara itu, di tingkat nasional, Badan Gizi Nasional (BGN) terus mempercepat perluasan program MBG di berbagai daerah, meskipun saat ini sebagian besar sekolah sedang libur.
“Pemerintah terus memperluas implementasi program MBG,” ujar Staf Khusus Kepala BGN, Ary Santoso, saat sosialisasi MBG di Kabupaten Jembrana, Bali, Senin (30/6).
Menurut data BGN, selama libur sekolah, program MBG tetap berjalan dengan pola pengiriman makanan setiap hari Senin dan Kamis. Paket yang dibagikan merupakan kombinasi antara makanan siap santap dan makanan dalam kemasan, yang dikemas menggunakan tas ramah lingkungan.
Skemanya, makanan siap santap dikirim pada hari Senin, bersama makanan kemasan untuk konsumsi hari Selasa dan Rabu. Hal serupa juga dilakukan pada hari Kamis, dengan tambahan makanan kemasan untuk hari Jumat dan Sabtu.
Isi paket MBG mencakup makanan berbasis karbohidrat seperti roti, serta telur, susu, dan buah.
Ary menegaskan, program MBG menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas gizi dan menciptakan sumber daya manusia unggul, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
“Kualitas pangan dan gizi merupakan kunci utama dalam menciptakan SDM yang unggul,”* tegasnya. ()
Komentar