ISUPUBLIK.ID – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Polewali Mandar (Polman) menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Kongres Nasional GMNI XXII yang akan digelar dalam waktu dekat di Bandung, Jawa Barat.
Kongres tersebut merupakan agenda resmi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GMNI di bawah kepemimpinan Ketua Umum Imanuel Cahyadi dan Sekretaris Jenderal Sojari Somar.
Ketua GMNI Polman, Andi Baraq, menegaskan bahwa pihaknya menolak narasi boikot yang dilontarkan sejumlah pihak karena dinilai kontraproduktif terhadap proses konsolidasi organisasi.
“Kami GMNI Polman menolak isu boikot dan menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Kongres GMNI oleh DPP di bawah kepemimpinan Bung Imanuel Cahyadi dan Bung Sojari Somar,” ujar Andi, Rabu (18/6/2025).
Menurutnya, kongres harus menjadi momentum refleksi dan evaluasi atas perjalanan GMNI, bukan ajang konflik atau perpecahan internal.
“Seharusnya seluruh cabang tidak terus-menerus menggiring opini yang memperkeruh suasana. Kongres ini adalah ruang refleksi bersama,” tambahnya.
GMNI Polman juga menyatakan bahwa perpindahan dukungan dari kepemimpinan Arjuna–Dendi ke Imanuel–Sojari merupakan bentuk tanggung jawab organisasi dalam menyikapi dinamika internal, khususnya di wilayah Sulawesi Barat.
“Ini adalah bentuk pembacaan kritis terhadap kondisi internal GMNI di Sulbar,” tegas Andi.
Ia menilai Kongres XXII menjadi titik balik penting bagi GMNI dalam memperkuat arah gerakan yang ideologis, bersatu, dan responsif terhadap tantangan zaman.
“Dengan semangat gotong royong dan komitmen perjuangan kelas, GMNI akan terus berada di garis depan perjuangan rakyat,” pungkasnya.
Berikut pernyataan sikap resmi GMNI Polman:
- Mendorong seluruh cabang dan DPD GMNI untuk aktif menyukseskan Kongres XXII.
- Mengajak kader menghentikan narasi perpecahan dan kembali pada semangat Marhaenisme.
- Menegaskan Kongres sebagai momen strategis, bukan ajang konflik kepentingan.
- Mendukung penuh DPP GMNI Imanuel–Sojari sebagai motor konsolidasi nasional.
- Menolak cabang-cabang fiktif yang dimunculkan demi kepentingan politik.
- Mengecam intervensi elit partai politik dalam tubuh organisasi.
- Mewaspadai manuver oknum internal yang menjual nama organisasi untuk kepentingan pribadi.
Pewarta : Adi (polman)
Komentar