ISUPUBLIK.ID – Kabupaten Aceh Jaya harus puas berada di posisi ke-19 dari 23 kabupaten/kota se-Aceh dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 tingkat Provinsi Aceh tahun 2025. Dari hasil resmi yang dirilis panitia, Aceh Jaya hanya mengumpulkan 23 poin.
Pelaksanaan MTQ Aceh tahun ini digelar di Kabupaten Pidie Jaya dan diikuti oleh seluruh kafilah dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
Kabupaten Aceh Besar keluar sebagai juara umum dengan perolehan nilai tertinggi, yakni 379 poin, disusul Kota Banda Aceh di posisi kedua dengan 344 poin, dan Kabupaten Pidie Jaya sebagai tuan rumah di posisi ketiga dengan 262 poin.
Posisi berikutnya ditempati oleh Kabupaten Pidie (252 poin), Aceh Utara (181 poin), Aceh Timur (155 poin), Simeulue (117 poin), Kota Lhokseumawe (104 poin), Bireuen (101 poin), dan Aceh Selatan (93 poin) yang melengkapi sepuluh besar peringkat MTQ Aceh tahun 2025.
Sementara itu, Aceh Jaya berada di kelompok bawah bersama Aceh Barat (40 poin), Aceh Singkil (36 poin), Aceh Tamiang (27 poin), Aceh Barat Daya (22 poin), Gayo Lues (15 poin), Bener Meriah (4 poin), dan Aceh Tenggara (0 poin).
Hasil ini menjadi catatan penting bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya serta Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) setempat untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pola pembinaan kafilah.
Ketua Ikatan Santri Aceh Jaya (ISAJA), Tgk Mustafa HKZ menyampaikan capaian yang masih jauh dari harapan tersebut disebabkan oleh kurangnya intensitas pelatihan dan terkesan buru-buru dalam latihan. Padahal, potensi sumber daya manusia di Aceh Jaya cukup besar bila dibina secara berkelanjutan.
“MTQ bukan sekadar lomba, tetapi juga menjadi ajang syiar Islam dan tolak ukur keberhasilan pembinaan generasi Qur’ani di daerah. Hasil ini semestinya menjadi bahan evaluasi agar tahun depan Aceh Jaya bisa bersaing di level yang lebih baik,” ujar Tgk Mustafa.
Lebih lanjut, ia mengatakan selama ini dalam rekrutmen peserta sebaiknya harusnya profesional termasuk para pendamping kafilah sehingga para peserta benar-benar yang tampil bisa bersaing dengan baik walaupun saat ini sudah baik sehingga apa yang di dapatkan saat iini bisa menjadi bahan evaluasi bagi para kepentingan kedepan.
Oleh karena itu, dirinya menyarankan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya diharapkan dapat memperkuat dukungan terhadap pengembangan tilawatil Qur’an, baik melalui peningkatan pelatihan, dukungan anggaran, maupun pembinaan rutin di tingkat sekolah dan pesantren.
Selain itu, kerja sama antara Dinas Syariat Islam, Kemenag, dan LPTQ daerah dinilai perlu diperkuat agar pembinaan peserta tidak hanya dilakukan menjelang MTQ, melainkan adanya pembinaan yang terus menerus di daerah.
” Dengan semangat evaluasi dan pembenahan, berharap kafilah Aceh Jaya dapat kembali bangkit dan mencatat prestasi yang lebih baik pada pelaksanaan MTQ Aceh berikutnya.()














Komentar