ISUPUBLIK.ID – Suasana Desa Lueng Gayo, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, tampak berbeda pada Minggu (5 Oktober 2025). Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru memadati desa tersebut untuk mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung penuh khidmat, meriah, dan sarat makna kebersamaan.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Lueng Gayo dan sekitarnya, tidak hanya sebagai peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga sebagai ajang mempererat persatuan antara pemuda dan masyarakat lintas desa di kawasan Teunom dan sekitarnya.
Perayaan Maulid di Lueng Gayo tahun ini diikuti oleh enam desa, terdiri dari lima desa dalam Pemukiman Paya Baro, Kecamatan Teunom, serta satu desa dari Kabupaten Aceh Barat.
Sejak siang hari, masyarakat telah berdatangan mengikuti acara maulid, suasana hangat dan ramai tampak di seluruh area kegiatan. Peringatan tersebut diwarnai dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti zikir bersama, pembacaan shalawat, dan doa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan umat.
Selain itu, panitia juga menyediakan hidangan kenduri untuk seluruh tamu undangan dan masyarakat yang hadir untuk dibawa pulang.
Salah satu daya tarik utama dari Maulid di Lueng Gayo adalah hiasan pernak-pernik makanan ringan yang ditata rapi di setiap sudut lokasi acara. Hiasan ini dibuat dengan warna-warna cerah dan bentuk menarik oleh masyarakat serta pemuda setempat, menciptakan suasana yang indah dan semarak.
Pernak-pernik tersebut bukan hanya pajangan, tetapi juga simbol kreativitas dan gotong royong masyarakat, sekaligus bentuk rasa syukur dan cinta terhadap Rasulullah SAW. Tradisi menghias makanan dalam peringatan maulid ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan masyarakat Aceh, khususnya di Teunom.
Kepala Desa Lueng Gayo, Adianto, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya pelaksanaan Maulid Nabi tahun ini. Ia menilai acara tersebut menjadi bukti nyata bahwa semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Lueng Gayo masih sangat kuat.
“Alhamdulillah, pelaksanaan maulid tahun ini berjalan lancar berkat semangat gotong royong dan kekompakan masyarakat. Pemuda juga sangat berperan dalam setiap persiapan hingga acara selesai. Semua bergotong royong tanpa pamrih demi kelancaran kegiatan,” ujarnya.
Adianto juga berharap agar semangat kebersamaan ini terus terjaga dan diwariskan kepada generasi muda, sehingga tradisi Maulid tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga wadah memperkuat hubungan sosial antarwarga.
Sementara itu, Ketua Tuhan Pheut, Nasruddin, selaku panitia pelaksana, menyebutkan bahwa Maulid Nabi Muhammad SAW telah menjadi agenda tahunan yang selalu dinanti-nantikan oleh masyarakat Lueng Gayo dan sekitarnya.
“Setiap tahun kami menggelar maulid dengan mengundang masyarakat dari berbagai desa, baik dari Pemukiman Paya Baro maupun dari kabupaten tetangga. Selain memperingati kelahiran Rasulullah, acara ini juga mempererat tali silaturahmi antarwarga,” jelasnya.
Ia menambahkan, panitia mulai melakukan persiapan sejak beberapa beberapa hari sebelumnya. Para pemuda terlibat dalam berbagai kegiatan seperti mendirikan tenda, menata lokasi, menyiapkan konsumsi, dan menghias area acara agar terlihat indah dan tertata.
“Semua elemen masyarakat ikut berpartisipasi. Ini bukan hanya acara keagamaan, tetapi juga simbol kebersamaan dan kekompakan antara pemuda dan masyarakat desa,” tambah Nasruddin.
Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Lueng Gayo juga menjadi momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai gotong royong, toleransi, dan kepedulian sosial di kalangan generasi muda.
Para pemuda turut berperan aktif membantu masyarakat dalam setiap tahap kegiatan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan, menunjukkan sinergi positif antara generasi muda dan tokoh masyarakat.
Selain itu, pelaksanaan maulid di Lueng Gayo juga menjadi sarana memperkuat identitas budaya dan tradisi keislaman Aceh, yang senantiasa menjaga nilai-nilai kebersamaan dan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Lueng Gayo tahun ini menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan dan kepedulian sosial masih tumbuh kuat di tengah masyarakat.
Tradisi ini bukan hanya menjadi kegiatan religius, tetapi juga perekat persatuan antara pemuda dan masyarakat di Pemukiman Paya Baro serta simbol kokohnya nilai-nilai Islam yang hidup di tengah budaya lokal Aceh.
Dengan semangat gotong royong yang terus dijaga, masyarakat berharap peringatan Maulid di tahun-tahun mendatang dapat terlaksana lebih meriah dan tetap menjadi kebanggaan bersama.()
Komentar